29 Juni, 2008

I Love U But I Hate U

Enyah saja kau
Pergilah jauh tanpa halang rintang
Bukan aku tak butuh
Tapi aku tak lagi dihargai

Aku dengan setiaku
Mungkin tak berharga di matamu
Aku dan kesabaran
Bak pinang yang tak terpisahkan
Berharap gayung menyambut
Tak pernah jua cahaya pantulanmu berbalik menerangiku

Mungkin saatnya tiba
Tatkala berkas sinarmu harus seluruhnya pupus
Ketika bayangan dan sisa-sisa kenangan berlalu tanpa berucap salam
Mentari pun meredup
Langit pun menggelap
Dan Tahta kerajaan malam datang membawa pekat

Melihat angin mendesir
Inilah saat untuk berakhir

Yesterday, Now, Tomorrow

Part I
Kemarin memang impian yang nyata
Tapi itu sudah lewat
Esok mungkin lebih baik dari itu
Namun tetap saja sebuah harapan
Tapi hari ini adalah hidup yang sebenarnya
Bukan kenangan masa lalu
Ataupun impian masa depan


Part II
Hari ini bukanlah hari kemarin yang penuh kenangan
Mengapa juga kamu harus terlarut dalam euforia panjang?
Ambil tasmu lalu kerjakan
Karena itulah yang sebenarnya terbaik untukmu

Pendaki Yang Tersendiri

Pada akhirnya nanti....

Para pendaki akan sampai pada puncaknya

Walau berawal dari titik yang sama

Aku yakin masa kita beda

Ntah Kenapa dalam pikirku kini

Akulah yang tersendiri

Kalianlah yang akan dulu pergi

Sampai di puncak menara tinggi

Karena kini....

aku berhenti

Terlalu lama.... sungguh terlalu lama

Dalam peristirahatanku kalian tetap melaju

Tinggalkan aku dalam termangu

Aku sadar

Aku sudah jauh tertinggal

Mengharap siap ransel terkemas

Dan tinggalah aku memilih

Aku naik?

Aku diam?

Aku turun?

Aku Bersamamu

Saat ini pikirannya kalut
Wajahnya muram
Expresinya suram
Belum lagi ada kegairahan

Seandainya ia sadari
Itu semua tak berarti
Hanya perlaluan yang mau tak mau harus terlewatkan

Pernah ku berujar
Hidup ini hanya sebuah siklus
Sebuah rangkaian yang seakan tak pernah putus
Berawal dari mula dan akan berakhir pula di tempat itu
Hanya akhir hiduplah yang nantinya akan memutuskan

Tenang dan sabarlah
Di sini aku bersamamu
Menunggu kepastian tentang kabarmu
Menanti dan selalu berharap
Engkau disana selalu gembira

Tak Ada Lagi

Secerah warnanya
Seceria tawanya
Sepesona wajahnya
Setertarik diriku dekatmu

Hitungan waktu
Tak meleburkan rasa itu
Tak pernah terkubur
Tak juga kabur
Ataupun luntur

Hai nona manis
Sudahlah jangan menangis
Jangan pula kau membenci
Hingga membuatku sepi

Saat kau ada aku bahagia
Saat kau lenyap
Kesunyianpun tersingkap
Tak ada lagi cerahnya warnamu
Tak ada lagi cerianya tawamu
Tak ada lagi pesonanya wajahmu
Tak ada lagi ketertarikanku dekatmu
Tak ada lagi Aku dan Kamu

I Want To Be Alone

Aku ingin sendiri
Meninggalkanmu beberapa waktu
Bukan karena benci
Tapi karena aku ingin sendiri

Aku kacau
Tak dapat menemuimu dengan wajah terlipat
Tak bisa membawamu terlalu jauh dalam duniaku
Tak mampu mengungkapkan
Pun tak kuasa menceritakan
Aku bungkam

Percayalah
Perasaanku tak pernah berubah
Hati ini masih namamu
Walaupun nanti kau berkata tidak
Kau pun masih ku ingat
Karena kita adalah sahabat
Saat ini
Esok
Sampai nanti

Tunggulah
Sebentar saja
Ku yakin tak akan lama
Di masa seperti ini
Ku mohon
Jangan pernah lupakan aku
Jangan pernah